Kanker serviks merupakan kanker terbanyak ke-2 menurut data informasi kementrian kesehatan RI di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada kalangan wanita Indonesia. Maka dari itu, inilah alasan mengapa Anda harus melakukan pemeriksaan HPV untuk kanker serviks.

The "Silent Killer"
Kanker serviks dijuluki "silent killer" karena gejalanya seringkali tidak terlihat hingga terlambat. Dan inilah tantangan lain, HPV (Human papillomavirus), penyebab utama kanker serviks, dianggap sebagai infeksi menular seksual (IMS) paling umum di dunia. 75% hingga 80% orang dewasa yang aktif secara seksual pernah mengalami infeksi HPV di beberapa titik dalam hidup mereka.
Ada banyak jenis HPV yang menginfeksi kulit, dengan HPV tipe 16 dan 18 sebagai jenis berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks. Untungnya sebagian besar infeksi HPV pada individu tercatat tidak berbahaya dan akan menghilang dengan sendirinya, jadi tidak semua orang yang terkena virus terkena kanker serviks. Tapi di sini ada plot twist lain, yaitu tidak ada cara untuk mengetahui siapa yang bisa membersihkan virus dari sistem mereka dan siapa yang tidak.
Sudah menikah. Lajang. Semua orang bisa terkena HPV.
HPV, tidak seperti HIV atau Sifilis, adalah infeksi menular dari kulit ke kulit, bukan melalui cairan tubuh, ini membuatnya menjadi IMS yang dapat menularkan dirinya sendiri meskipun Anda menggunakan kondom. HPV dapat dikontrak dari satu pasangan, tetap tidak aktif dan tanpa gejala selama bertahun-tahun, dan kemudian tanpa disadari ditularkan ke pasangan seksual lain. Jadi, bahkan jika Anda telah menjalani hubungan monogami jangka panjang, Anda masih bisa dites positif.
Bagi Anda yang merasa HPV tidak ada hubungannya dengan Anda karena Anda tidak aktif secara seksual, ternyata Anda masih bisa terkena. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa penularan HPV bisa terjadi melalui hal non-seksual. Jika bagian pribadi atau mulut Anda memiliki kontak kulit langsung dengan alat kelamin orang yang terinfeksi, atau permukaan yang terinfeksi seperti toilet dan handuk olahraga bersama.
Pemeriksaan rutin dapat menyelamatkan hidup Anda.
Sekarang, mari kita dengar kabar baik. Infeksi HPV biasanya memakan waktu hingga 15 tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks, yang membuka peluang besar untuk skrining dan deteksi. Skrining rutin dianjurkan karena tidak ada tanda atau gejala pada tahap awal kanker serviks. Anda tetap harus melanjutkan pemeriksaan rutin setiap 3 - 5 tahun bahkan jika Anda telah menerima vaksinasi HPV, karena vaksinasi apa pun tidak menjamin perlindungan 100 persen. Ketika terdeteksi dini, kanker serviks lebih dari 90% dapat diobati pada tahap awal, ini tidak hanya menyelamatkan nyawa seorang wanita tetapi juga rencana keluarganya di masa depan.
Referensi:
Infodatin, Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. ISSN 2442-7659.